Minggu, 02 November 2008

MAKANAN VEGETARIAN

Vegetarian, Hidup Sehat dengan Makanan "Jadi-jadian"

Sabtu, 18 Oktober 2008 09:40 WIB

MAKANAN ”jadi-jadian” atau palsu, apa itu? Maksudnya, makanan yang terbuat bukan dari bahan dasar aslinya. Empal daging, misalnya, bukan irisan daging sapi yang digoreng, tetapi ”empal” dari sejenis jamur ditambah ramuan bahan lain sehingga tekstur dan rasanya menyerupai daging sapi yang dibuat empal.
Penganan semacam itu sudah biasa bagi kalangan vegetarian, mereka yang hanya mengonsumsi bahan pangan dari nabati. Akan tetapi, belakangan masakan semacam itu sudah akrab bagi telinga mereka yang nonvegetarian.
Namanya juga makanan palsu, tentu rasanya berbeda dengan makanan dari bahan yang asli. Namun jangan salah, jika pandai mengolahnya, makanan jadi-jadian juga bisa selezat aslinya. Tak percaya? Coba saja datang ke restoran penyaji menu vegetarian di Jakarta dan sekitarnya yang jumlahnya kian bertambah.
Restoran vegetarian biasanya menawarkan aneka menu selayaknya restoran pada umumnya. Seiring semakin berkembangnya inovasi menu vegetarian, restoran-restoran khusus ini tak hanya menyediakan makanan ”jadi-jadian” serupa ayam dan daging sapi. Sekarang malah banyak yang menyajikan menu dari udang, cumi, ikan, dan daging kambing yang tentu saja semuanya serba jadi-jadian.
Kembali soal rasa, ada yang benar-benar mirip dengan bahan aslinya. Contohnya sate ayam Madura sajian Restoran Tehe Vegetarian. ”Sate ayam” yang disajikan panas-panas dengan bumbu sambal kacang sungguh mengundang selera.
”Sate ini pernah kami sajikan kepada tiga presiden, Gus Dur, Ibu Mega, dan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Mereka menyukai sate ini,” tutur Suharjo, pemilik Tehe Resto Vegetarian.
Lain lagi di Restoran Loving Hut di Plaza Semanggi yang juga terdapat di California, Amerika Serikat; Taiwan; dan Jepang. Resto ini menyajikan ragam masakan Indonesia yang sudah kita kenal. Sebut saja seperti soto Kudus, mi Bandung, nasi timbel, nasi goreng ikan asin, sate, sampai pepes. Beberapa jenis masakan merupakan masakan China ala Schezuan. Semua masakan itu tentunya dimodifikasi. Semua unsur hewani pada menu asli diganti menjadi nabati.
Materi yang serupa daging hanyalah daging jadi-jadian alias bukan daging sungguhan. Menu sambal goreng kentang dengan suwiran daging ternyata dagingnya merupakan kaki jamur. Segala daging-dagingan ini rasanya sangat menyenangkan, cenderung ringan dan tidak cepat bikin enek.
Begitu pula dengan jus. Tak cuma jus buah, tetapi juga jus sayur. Jenis sayur yang dijus mungkin tak mengundang selera, misalnya mengandung bit, bayam merah, sampai brokoli. Sayur-mayur itu dikombinasi dengan buah, seperti pisang atau nanas. Rasanya? Sungguh mengejutkan. Tak ada rasa aneh atau bau sayur sama sekali, sangat menyegarkan dan drinkable (layak minum).
Paling tidak, penganan hewani jadi-jadian ini akan lebih mudah diterima vegetarian pemula dan kalangan nonvegetarian. Adapun pelaku vegetarian sejak lama boleh jadi sudah tak perlu lagi citarasa hewani semacam itu.
Apa pun pilihan menu vegetariannya, yang pasti masakan di resto-resto ini lebih menyehatkan dan ramah lingkungan pastinya.... (SF/TRI)Sumber : Kompas Cetak

CITA RASA MAKASSAR

Balla' Wangi: Cita Rasa Makassar dalam Kemasan Modern

EGIDIUS PATNISTIK/KOMPAS.COM
/
Selasa, 21 Oktober 2008 15:40 WIB
Balla' dalam bahasa Makassar artinya rumah. Balla' wangi berarti rumah wangi, rumah yang menebar aroma wangi.
Seakan ingin menegaskan makna dua kata itu, Restoran Balla' Wangi di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 33, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, membakar sate dan ikan di luar restoran, tepatnya di samping kiri pintu masuk. Asap pembakaran pun mengepul dan menebarkan aroma sate dan ikan bakar ke lingkungan sekitar.
Balla' Wangi, yang belum lama beroperasi, memperpanjang deretan restoran di Jalan Wolter Monginsidi yang sedianya merupakan kawasan permukiman dan menambah daftar pilihan tempat makan bercita rasa Makassar di Ibu kota. Tempat itu berkapasitas 70 kursi. Di dalamnya ada ruang VIP untuk maksimal 10 orang.
Interior restoran didesain simpel-modern dengan nuansa kayu dan bambu serta lampu-lampu kristal yang bergelantungan. Tata ruangnya dibuat semibar sehingga menguatkan kesan santai. Orang pun jadi betah berlama-lama di tempat itu.
Balla' Wangi memang menawarkan masakan tradisional dari daerah angin mamiri dalam kemasan modern. Menu unggulannya adalah nasi goreng merah, mie goreng TITI, aneka ikan bakar, dan coto makassar. Ada pula kepiting saos lada hitam yang sesungguhnya merupakan perpaduan cita rasa Makassar dengan Cina.
Coto Makassarnya sangat dipoetjiken. Kuahnya agak kental karena mengandung tepung kacang merah. Rasanya gurih. Tepung kacang merahnya terasa lembut. Daging sapinya pun demikian, empuk dan lembut.
Nasi goreng merah tampilannya sangat menggoda. Warna merah pada nasi goreng itu bukan pengaruh cabai, tetapi karena tomat, jadi tidak pedas. Chicco N Akhmad, konsultan tempat itu, mengatakan, tomat untuk nasi goreng merah sengaja didatangkan dari Makassar. "Tomatnya khas warna dan rasanya, kalau pakai tomat dari tempat lain, warna dan rasa nasi gorengnya akan beda," kata Chicco.
Balla' Wangi juga menyajikan sate sapi. Rasanya manis, gurih, dan beraroma rempah. Sebagai penutup, jangan lupa pesan es palubutung.
Di sini, makanan disajikan dalam porsi cukup besar. Anda dapat pesan satu porsi menu untuk berdua. Soal harganya, kisaran Rp 15.000-Rp 79.000 per item. Jadi, tinggal berhitung sesuai kekuatan kantong Anda.
Alamat: Jalan Wolter Monginsidi Nomor 33 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Telepon (021) 7247468. Buka : 11.00-22.00 (weekdays), 11.00-22.30 (weekend).
EGP Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

ANEKA BEBEK

Nikmatnya Aneka Bebek dan Gulai Kepala Kakap
/
Kompas com. Minggu, 26 Oktober 2008 14:29 WIB
ANDA penggemar masakan bebek? Datanglah ke Restoran "Bebek Boenda" di Jalan Raya Ciater Barat, Rawabuntu, BSD, Serpong, Tangerang.
Di sini, Anda dapat menikmati santapan aneka bebek, mulai dari bebek goreng. bebek bakar, bebek cabe merah, bebek cabe hijau, dan bebek lada hitam. Hidangan aneka bebek ini akan terasa lebih nikmat jika dipadukan dengan sambal setan (disebut sambal setan karena rasanya yang sangat pedas) dan sambal mangga.
"Menu aneka bebek ini merupakan hasil kombinasi buatan sendiri, yang disesuaikan dengan lidah kita," kata Ny Evy Panca Laksana, pemilik Restoran "Bebek Boenda" kepada Kompas, hari Minggu (26/10) siang.
Kelebihan hidangan bebek di "Bebek Boenda", rasanya empuk dan tidak amis. Dibandingkan ayam, bebek memang lebih gurih. Bebek ini hasil modifikasi. Bebek cabe hijau misalnya, digoreng lebih dahulu, baru kemudian dicampur dengan cabe hijau goreng.
Demikian pula bebek cabe merah dan bebek lada hitam. Di sinilah keunikan masakan bebek di "Bebek Boenda" di BSD. Harga satu porsi bebek Rp 15.000, sudah termasuk lalapan dan sambal. Jika Anda ingin menikmati dengan nasi uduk, Anda tinggal menambah Rp 4.000. Tapi jika ingin makan dengan nasi putih, Anda cukup membayar Rp 3.000 per porsi.
Rata-rata 30-40 ekor bebek dihabiskan dalam satu hari atau 120 sampai 160 porsi dalam satu hari. Sejumlah selebriti pernah mendatangi "Bebek Boenda" antara lain Audy, personel grup Band Elemen dan J-Rock, bintang sinteron Verlita Evelin.
Mantan pejabat Orde Baru Harmoko juga pernah mencicipi nikmatnya bebek hasil racikan "Bebek Boenda". Gulai Kepala Kakap Selain bebek, masakan khas unggulan "Bebek Boenda" adalah gulai kepala kakap, yang disajikan dengan bumbu khas masakan padang. "Gulai kepala kakap sebetulnya menu utama restoran ini ketika dibuka sejak dua tahun lalu," kata Cipta Panca Laksana, yang juga Manajer Produksi Stasiun Global TV.
Harga satu porsi gulai kepala kakap ini Rp 35.000, dan cukup dimakan untuk dua orang. Kuah santan gulai ini dicampur dengan bawang merah mentah dan cabe rawit, serta daun ruku-ruku, khas masakan padang.
Selebriti yang pernah menikmati gulai kepala kakap antara lain Nani Wijaya dan Sahrul Gunawan. Di luar menu bebek dan kakap, resto ini menyediakan pula sop iga, serta ayam goreng dan ayam bakar. "Awalnya, saya dan istri sibuk menjaga tamu restoran," kata Panca.
Dua tahun lalu, karyawannya empat orang dan sekarang sudah 15 orang. Restoran "Bebek Boenda" berkapasitas 40 tempat duduk. Lokasinya di tepi Jalan Raya Ciater. Rawabuntu, dekat Taman Tekno BSD, atau di depan SPBU.
Jika Anda datang dari Jakarta, masuk lewat jalan tol TB Simatupang-Pondok Indah-Bintaro-BSD, sampai mentok. Lalu ambil jalan kiri ke arah Serpong-Parung. Dari pertigaan Kencana Loka, terus ke arah Taman Tekno. Dua ratus meter sebelum Pecel Madiun, di sanalah lokasi "Bebek Boenda". Nah, Anda penggemar bebek atau gulai kepala kakap?R Adhi Kusumaputra Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network

Sabtu, 04 Oktober 2008

Selamat Datang

Selamat Datang di Blog Mh Gani Irfan Ilmi